Rabu, 28 Agustus 2013

Seratus Empat Puluh Empat Jam yang Lalu


          Rasanya selalu sama. Ada sesuatu yang menggelitik perutku saat ingin bertemu denganmu, sesuatu yang membuat pipiku terasa panas dan membuat tanganku menjadi dingin dan berkeringat. Padahal ini bukan kali pertama, kedua atau ketiga kalinya kita bertemu. Selasa lalu kamu menyusulku, di sini. Di tempat Nyai Roro Jonggrang dengan anggun berdiam. Aku tahu ini tidak mudah untukmu, karna harus mengorbankan beberapa kesibukanmu. Kamu tahu, hatiku tak berhenti meletup-letup saat itu. Setelah delapan bulan aku hanya bisa melihat wajahmu di dunia maya. Akhirnya kurasakan lagi betapa sejuk tatapan lembutmu langsung, tanpa memalui perantara.
          Kamu menungguku di gerbang masuk candi itu, duduk manis dengan gaya kalemmu. Aku selalu menyukai itu. Akhirnya mata kita bertemu! Ah, kurasa jantungku sudah berlari entah kemana saat itu. Lalu seperti yang biasa kita lakukan, kamu mengulurkan tangan dan ku sambut lembut. Kamu menarikku untuk duduk di sampingmu. Saat itu aku khawatir, apakah jantungku baik-baik saja?
          Kita saling mengamati, meneliti satu sama lain. Dan kemudian tawa canda kerinduan mulai mengalir. Begitulah seterusnya. Bayolan-bayolanmu itu, oh sayang, aku berharap bisa setiap saat mendengarnya. Kamu memintaku mengantarmu ke lima penjuru kota ini. Walaupun kenyataannya hanya beberapa tempat saja yang bisa kita singgahi. Prambanan, Malioboro, dan Pantai Parangtritis adalah target yang bisa tercapai. Dengan TransJogja sebagai pemandunya. Aku sempat berpikr, bisakah jika aku meminta waktu berhenti berputar? Supaya aku bisa menguncimu tetap di sini.
          Tiga hari berlalu begitu cepat. Tepat di hari jadi yang sudah empat puluh empat bulan itu, kamu kembali ke kotamu. Rasanya begitu berat dan sesak. Tak adil delapan bulan dibayar hanya dengan tujuh puluh dua jam saja. Aku tahu aku egois, tapi saat itu aku benar-benar berharap setidaknya bisa memperlambat lajunya waktu. Maaf aku tidak bisa mengantarmu sampai stasiun tempat kuda uap itu akan membawamu kembali. Jika bisapun aku harus berpikir tiga sampai empat kali karna tak akan sanggup melihatmu pergi.
          Aku bertahan karna kamu bilang hanya ada aku. Dan aku tetep keukeuh mempercayai itu.  Tapi itu hanya bertahan seratus empat puluh empat jam saja. Saat kamu sudah kembali disibukkan dengan berbagai kegiatanmu. Aku tahu ini memalukan, tapi aku benar-benar kesepian. Aku hanya berharap kamu bisa meluangkan sedikit waktumu untukku. Memberi tahuku apa yang kamu lakukan di sana. Aku bukan tidak menerimamu dengan keadaan itu, tapi aku ingin kamu juga bisa menyelipkan aku di dalamnya. Itu saja. Agar aku tidak berpikir macam-macam saat berjam-jam tak ada pesan darimu. Tak ada penjelasan apapun.
          Tapi ternyata empat puluh empat bulan ini harus kandas hanya dalam waktu seratus empat puluh empat jam setelah pertemuan itu.
          Maafkan aku, aku tahu aku egois. Tapi aku sama sekali tidak mengharapkan kata itu terlontar darimu.


          Untukmu, yang masih tetap bisa membuatku menagis dalam diam.

1 komentar:

  1. Emperor Casino | Shootercasino
    Play 제왕카지노 Online Casino Games at Immortal Casino and Win Big! Immortal septcasino is an amazing online 바카라 사이트 casino which has over 600+ games. Play your favourite games right now.

    BalasHapus

terimakasih sudah berkunjung