Kamis, 07 November 2013

Aku nyerah, yaa..

hei, selamat malam.
maaf ya aku mengganggu tidurmu.
aku tahu kau pasti lelah sekali kan dengan kegiatanmu hari ini? maaf karna aku belum bisa menjadi dewasa sepenuhnya meghadapimu walaupun kita sudah sama-sama dalam waktu yang lama.
aku memang egois. aku ingin kamu mendengarkan setiap keluh kesahku, detil kecil yang terjadi padaku setiap hari tanpa memikirkan kesibukanmu yang membuatmu teramat lelah.
pasti kamu capek kan menghadapi aku yang banyak maunya ini?
aku malu mengatakannya, aku kesepian di sini. menghabiskan waktu tanpa terselip kamu itu teramat membosankan. aku tak mau terlalu banyak mengharapkan kehadiranmu di sini, sayang. pesan singkatmu saja sudah cukup bagiku untuk mewakilimu mengisi kekosongan hariku. kamu tahu itu? aku rasa tidak.
kamu sering absen dan aku tak tahu apa-apa tentangmu di sana.
aku tak pernah tahu kejujuran di dalam pesan singkatmu. tapi aku mencoba yakin dan percaya.
walaupun kadang aku merasa aku terlalu naif, karna akhirnya aku menjumpai kebohongan yang kamu tutupi kemudian.
lalu, kenapa aku masih terus mencoba percaya?
pertanyaan yang belum bisa aku temukan.
kita dipertemukan, lalu kemudian jarak dengan teramat bijak memisahkan.
awalnya aku keberatan. aku berusaha menolak. tapi semakin aku memungkiri kenyataan itu semakin membuatku sakit. karna semakin aku berusaha, semakin nyata pula bahwa; kamu sudah tidak di sini.
akhirnya aku mencoba mengalah pada jarak. mencoba menerima kenyataa bahwa ada sesuatu yang membuatku tak bisa langsung menyentuhmu.
awalnya aku pikir aku kuat. tapi ternyata aku tak sekuat itu.
karna dia muncul. ya, masalah yang lain; waktu.
zona waktuku dan waktumu seolah sengaja dipisahkan. kegiatanmu di pagi hari, sedangkan kegiatanku di sore hari. dan waktu yang dulunya bisa kita habiskan sesukanya kini tak bisa lagi.
kita hanya punya waktu di malam hari, tapi kamu terlalu sibuk hingga waktu yang harusnya kau bersamaku terpotong. waktu kita jadi semakin menipis.
aku ingin sekali kita saling berbagi telinga untuk potongan-potongan kejadian kita hari ini, supaya kita bisa membuktikan pada jarak dan waktu; bahwa kita menang atas mereka.
tapi ternyata kita kalah telak.
telingamu sudah lebih dulu dipenuhi oleh suara-suara orang yang lebih banyak punya waktu bersama denganmu. yang bercerita langsung tanpa ada perantara, sehingga potongan-potongan milikku hanya tinggal potongan tak berarti.
seringkali saat aku benar-benar ingin seseorang untuk mendengarkan, kamu tak bisa fokus padaku.
"Eh, ngomong apa tadi?"
"Tadi ngomongin apa sih? Lupa"
"Maaf ya tadi lagi bales sms temen"
dan semakin lama aku merasa tidak dihargai. aku di sini bercerita dengan kesungguhan. tak bisakah kau lihat kekecewaan di dalam resah suaraku saat kalimat-kalimat itu terlontar?
aku merasa aku bukan lagi apa yang kamu perjuangkan. aku bukan lagi apa yang akan kamu cari-cari saat aku menghilang. aku bukan lagi apa yang berpengaruh untukmu. ya, aku bukan lagi yang dulu.
perhatian-perhatian kecilmu perlahan mulai memudar. kalimat-kalimat manis berbungkus keromantisan khasmu juga mulai pergi entah kemana.
aku mencoba, sayang. aku mencoba. aku mencoba mengerti kamu. aku mencoba mengerti perubahanmu. tapi tak bisakah kamu juga mencoba mengertiku sedikit?
aku tahu aku tak berhak memalak semua waktumu, tapi setidaknya sisihkanlah waktumu hanya untukku tanpa ada gangguan yang lain. mereka bisa kapan saja menemuimu, sedangkan aku? bisakah kau mengerti sakitnya menahan rindu ini?
semakin lama mungkin aku semakin egois. karna itu aku menyerah. ya, mungkin aku memang seorang pecundang. pecundang yang rela terus disakiti rindunya. pecundang yang bodoh terus diingakri kepercayaannya. aku memang benar-benar pecundang.
aku nyerah, yaa..
aku tak kuat untuk menahanmu terus di sisiku karna aku tahu itu juga akan menyakitimu.
aku tak tega membiarkamu menerima ocehan-ocehan childish ku sepanjang waktu karna keabsenanmu.
semoga ini yang terbaik untukku, untukmu dan untuk kita.
aku tahu, di luar sana seseorang sedang memperhatikanmu.
dan untuk jarak & waktu; selamat. kalianlah pemenangnya.