Selasa, 22 Desember 2015

Buat Kamu



Halo, salam untuk kamu :)
Sebenarnya ada banyaaaakkkkk sekali hal yang ingin aku sampaikan dan aku bagi. Tapi keadaan kita sudah tidak sama seperti kita yang kemarin. Mungkin, kita yang kemarin akan dengan mudah terhubung dengan kecanggihan fitur-fitur teknologi. Walaupun kita yang kemarin terpisah dengan angka nyata; 713 kilometer. Namun kita yang kemarin tidak mengalami kesulitan dalam komunikasi, bukan?
Kita yang kemarin adalah kita yang telah banyak membunuh waktu bersama, dengan berbagai cara yang unik dan berbeda. Entah berapa banyak potret yang tersimpan, berapa banyak cerita yang terbuat. Terlepas dari semua itu, yang jelas terpatri adalah kita yang kemarin telah tumbuh bersama dalam 2125 hari. 
Bukan waktu yang singkat.
Sampai akhirnya kita menyadari, bahwa kita telah sama-sama tumbuh, tetapi saling menjauhi.
Menjauhi siapa? Ya, menjauhi Yang Maha Cinta.
Akhirnya kita yang kemarin menyadari, bahwa kita telah mencuri apa yang seharusnya belum tentu milik kita.
Terlambatkah?
Walaupun terlambat, aku masih bersyukur bahwa aku & kamu masih diberi kesempatan untuk menyadari - daripada tidak sama sekali. Inilah bukti bahwa rasa yang kita bangun kemarin adalah rasa yang belum sepantasnya kita tumbuhkan satu sama lain. Aku masih bersyukur bahwa Dia Sang Maha Kasih, dengan sabar menuntun kita kembali di jalan yang memang seharusnya kita jalani.
Kita - aku & kamu - setidaknya masih sama-sama diberi panggilan kembali, sebelum kembali dalam makna yang sesungguhnya.
Apa yang sudah kita lalui kemarin, biarlah berlalu. Terlepas dari semuanya, aku percaya bahwa tidak ada kebetulan di dunia ini. Mungkin ada maksud lain di balik dipertemukannya aku dan kamu, dulu. Mungkin, untuk menjadi pembelajaran. Mungkin, untuk media mendekatkan kita dengan Sang Khalik. Mungkin, untuk mengajarkan kita arti keikhlasan.
Aku menulis ini bukan untuk mengingat kembali, atau untuk menyesali apa yang telah hilang.
Bukan.
Aku ingin menyampaikan terima kasih. Berkatmu aku belajar banyak. Berkatmu aku berani mengembangkan diri. Berkatmu, makin dalam keinginanku untuk membenahi diri. Aku tidak menyalahkanku. Pun tidak menyalahkanmu. Aku tidak menyalahkan siapaun. Karena aku yakin pasti ada hikmah dari setiap cerita yang terukir.
Jika kamu membaca ceritaku - di kemudian hari - ingatlah, aku tidak pernah membencimu.
Semoga aku dan kamu, sama-sama mendapatkan jalan kembali yang baik. Sama-sama lebih giat memperbaiki diri.
Percaya kan, jika kita meninggalkan sesuatu karna Allah, In Syaa Allah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik? :)
Aku percaya, karna Allah lebih tahu jalan apa yang lebih indah untuk kita.


Yogyakarta, 22 Desember 2015


Salam,
Ratri Wulan Sari