Kamis, 27 Oktober 2016

Sepucuk Surat; Tertanda Si Perindu

Bismillahirrohmanirrohim

Teruntuk yang sangat aku rindukan, 

hari ini hujan lebat menyelimuti kota tempat aku berdiam. Sepertinya masih hujan yang sama, seperti saat hujan yang turun tatkala aku berpisah denganmu saat itu. Hujan yang mengaburkan suara isakan tangisku yang tertahan. Bukan, lebih tepatnya yang ditahan dengan paksa. Sebab aku tidak ingin membebanimu pergi, jika aku mengeluarkan semua tangisanku. Bukan berarti aku tidak sedih, bukan pula artinya aku tidak sayang padamu. Aku hanya tidak ingin menyakitimu dengan air mata. Bila tahu, saat itu hatiku gelap. Aku hanya bisa menatap dengan layu, ketika langkah-langkah kaki mereka mengantarkanmu semakin menjauh. Apa yang bisa aku lakukan? yang harus aku lakukan? yang akan aku lakukan? Aku tidaklah siap. Semua begitu cepat, tiba-tiba untukku. Baru beberapa hari waktu sebelumnya aku masih bebas menatapmu, berbincang, dan menatapmu terlelap dalam diam. Hal paling istimewa dalam hidupku yang jarang sekali bisa aku dapatkan bersamamu. Terbersit saat itu, bahwa saat ini aku sedang bermimpi. Iya, mungkin ini hanya mimpi. Aku hanya butuh sadar dari tidurku dan aku akan melihatmu sedang terlelap seperti saat-saat yang lalu. Ternyata itu hanyalah usahaku membohongi diri. Seberapa seringnya aku bangun, senyum itu tidak akan aku temui lagi. 

Teruntuk yang sangat aku rindukan,
kurang lebih sudah satu tahun berlalu. Aku masih memaksakan diri tanpa kehadiranmu. Masih sulit untukku menghilangkan segala sesuatu. Dan saat ini, adalah saat-saat dimana aku benar-benar sangat merindukanmu. Entahlah, aku hanya merindukanmu. Aku merindukanmu..
Aku merindukan saat-saat itu. Saat engkau menanyakan kabarku. Saat engkau mencoba melakukan segala yang bisa dilakukan kala ku sakit. Ketika engkau mencoba membuka dirimu padaku. Mendengarkan pengalaman-pengalaman haru tanpa sesal. Aku merindukanmu.. sesederhana memandangmu duduk dengan senja dan segelas kopi pahit di tanganmu.
Bukan sesal, hanya sedih yang tidak terungkapkan. Sampai saat ini, aku tetap mencoba memasang senyumanku ketika banyak teman di sekelilingku menceritakan apa yang sudah tidak bisa lagi aku ceritakan. 

Teruntuk yang sangat aku rindukan,
aku ingin mengucapkan permintaan maaf, yang tercekat di tenggorokanku sampai saat ini.
Maafkan aku, karna kala itu aku banyak membantah bahkan dengan nada yang tidak pantas ketika engkau menasehatiku.
Maafkan aku, untuk pelukan yang jarang sekali aku berikan kepadamu.
Maafkan aku, untuk kata cinta dan sayang yang belum sempat aku bisikkan.
Maafkan aku, karna aku belum bisa menjadi seseorang yang memenuhi keinginan dan cita-citamu.
Maafkan aku, belum bisa membuatmu bangga atas diriku.
Maafkan aku, yang tidak sadar dengan peluh yang coba engkau rangkai menjadi rancangan masa depan untukku.
Maafkan aku, atas ketidakpekaanku pada keinginanmu menjadikan teman akrab untukku.
Maafkan aku, karna tidak menemanimu sampai saat-saat akhir itu tiba.
Maafkan aku, jika tingkah lakuku di dunia ini menambah beban berat dan menjadi janggalan untukmu di sana.

Teruntuk yang sangat aku rindukan,
sejujurnya pun sampai saat ini aku masih memiliki cita-cita yang bahkan belum sempat aku sampaikan kepadamu. Mungkin cita-citaku ini amatlah sederhana jika dibandingkan dengan betapa pundakmu telah lelah demi mendukungku selama ini.
Cita-cita sederhana itu adalah, aku mampu melihatmu tersenyum sangat bahagia, hadir dan duduk mendampingiku ketika namaku dipanggil sebagai salah satu lulusan dengan predikat cumlaude yang aku persembahkan untukmu.
Aku ingin mentraktirmu sesuatu dengan gaji pertamaku ketika aku sudah bekerja nanti.
Aku ingin melihatmu bersama seorang laki-laki, duduk berdua didampingi oleh penghulu serta saksi ketika seorang laki-laki itu mengucapkan ijabnya.
Aku ingin melihatmu, menggendong, merawat, dan bermain dengan anak-anakku kelak.
Aku ingin... Aku ingin..

Teruntuk yang sangat aku rindukan,
sakit yang pernah engkau simpan sendiri. Lelah yang tidak satu orangpun dari kami tahu. Cinta yang mengalir, dan sayang yang membelai lembut. Apalah dayaku ketika hanya doa yang mampu aku kirimkan untukmu. Hanya doa yang dapat menjadi penghubung. Hanya dengan doa aku berharap, mampu menjadi penerang walaupun sedikit.

Bapak, aku kangen..

Allahummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu 'anhu.



Tertanda, Si Perindu.

Selasa, 25 Oktober 2016

Ahlan Wa Sahlan ~

Bismillahirrohmanirrohim

Assalammu'alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh


Haaaaaiiiiiii , sahabat........ :D
Apa kabar? semoga baik-baik semua yaaahhh. sebelumnya mau ketawa dulu yah (hahaha), karna sebenernya aku juga ga ngerti lah mau nulis apa di sini. tapi yaudah lah ya apapun boleh, kan this blog is belong personal to me xD
setelah sekian lama blog ini terabaikan karna (ga ada ide) sibuk hal ini dan itu hahaha akhirnya tiba-tiba pengen agak merombak sedikit template dan merapihkan sedikit content dalam blog saya ini - kok jadi formal ya sodara-sodara

Dulu sih ceritanya, pertama kali buat blog jaman masih muda alias SMA. itu juga terpaksa sih, buat tugas pelajaran TIK kalo ga salah inget. eeh akhirnya setelah nyoba sana sini, ngotak-atik seadanya ko ternyata asik gitu. bahasanya apa ya, ngoding kali ya *bukan ngondek woii. lucu aja gitu, kayak bisa buat istilahnya buku diary online, yang bisa kita sesuaiin dengan apa yang kita mau, bisa merepresentasikan tipe pribadi kita, atau sekreatif mungkin lah dibuat sehingga kitanya juga jadi lebih semangat buat nengokin blog kita *nengokin doang sih, ga niat nulis wkwkwk
Yaa, gitu lah ya pokoknya.

Oke, back to the main point. jadi aku baru ngubah sedikit tatanan dan template blog ini supaya lebih keliatan dewasa rapi yaaa. supaya enak juga dilihatnya, ga banyak widget-widget yang melayang sana-sini, udah kayak kupu-kupu yang lucu...kemana engkau terbang... dan seterusnya

Ohiyaaa, boleh banget loh mampir di sosial media saya jika berkenan :D. kalian bisa klik di masing-masing icon yang ada menu utama.
Masing-masing icon terhubung ke link kok, jadi bukan cuma hiasan doang :D
Satu lagi nih, sebagai manusia biasa saya ini tempatnya dosa, salah, dan khilaf. oke, oke, ini serius. aku berharap sih blog ini bisa bermanfaat buat siapapun yang baca. tapiiiiiii, maaf yaa kalo ternyata isinya banyak tulisan-tulisanku yang melow, baper, sok puitis gitu :(
mau gimana ya, emang aku sukanya nulis kalo lagi ada insight aja. daaann, biasanya itu muncul sesuai keinginan hati hahaha yaudah lah ya jangan ditanya dapet inspirasi buat nulis dari mana ya dari pengalaman  wkwkwk

udah deh segini dulu aja. kayaknya juga udah banyak. yang bermanfaat diambil, yang ga bermanfaat mohon dibuang aja ke laut yaaaa teman-teman semua.

thanks for coming, thanks for sharing. keep shine and sparkling ;)

Wassalamu'alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh


-R-