Minggu, 16 Desember 2012

Fakta Sains di Balik Kisah Dongeng Putri Salju dan Pinokio

Anak-anak di seluruh dunia sangat menyukai dongeng. Kisah sihir dan monster, pangeran tampan, putri cantik, dan akhir bahagia membawa pikiran bocah dalam dunia imajinasi. Sebaliknya bagi orang dewasa, cerita dongeng tidaklah realistis. 
Film Snow White and The Huntsman

Namun, dalam kaca mata sains, ilmu pengetahuan, ada berapa dongeng yang ternyata tak terlalu mengada-ada alias bisa terjadi dalam kehidupan nyata. Meski kejadiannya tak persis sama. 

Apel beracun Putri Salju
Dalam kisah Putri Salju atau "Snow White", sang putri jatuh tertidur, mirip kondisi koma, setelah memakan apel beracun. Ia hanya bisa dibangkitkan dengan ciuman cinta sejati pangeran tampan. Ada penjelasan sederhana untuk tidur panjang sang putri: bakteri. 

Listeria monocytogenesis adalah bakteri berbentuk batang yang terkandung dalam sejumlah makanan, termasuk apel. "Menyebabkan meningitis, penderita seringkali mengalami kondisi bingung. Atau pingsan hingga kondisi koma," kata Dr  George Thompson, asisten profesor kedokteran di  University of California, Davis, kepada situs sains, Life's Little Mysteries. 

Butuh lebih dari sekedar ciuman untuk membangunkan pasien meningitis yang memicu koma, kecuali jika ciuman itu, entah bagaimana caranya, mengandung antibiotik dalam dosis besar. 

Tapi, mungkin ciuman sejati bisa mujarab. Pada 2009 lalu, seorang wanita Inggris menderita serangan jantung dan koma. Dua minggu tak berdaya, ia mulai bergerak saat suaminya mengaku memberinya sebuah ciuman. 

Pinokio
Dongeng ini mengisahkan tentang boneka kayu yang berubah menjadi bocah laki-laki, dengan kekuatan sihir. 

Kejadian ini, dengan analisa ilmiah apapun, tentu saja tak masuk akal. Kecuali Pinokio sembuh dari epidermodysplasia verruciformis, kelainan kulit genetis yang ditandai dengan risiko tinggi karsinoma kulit. Kurangnya kekebalan tubuh bisa menyebabkan seseorang rentan terhadap berbagai jenis human papillomavirus (HPV), termasuk yang menyebabkan kutil. 

Beberapa tahun lalu, seorang pria Indonesia, Dede Koswara membuat dunia terperangah, kulit mirip akar tumbuh tak terkendali dari tubuhnya. Dokter mengatakan, kondisinya adalah kombinasi dari epidermodysplasia verruciformis dan virus HPV-2.

Virus itu menjajah kulitnya, menghasilkan keratin yang tak terkendali. Membuatnya tak bebas beraktivitas. Dede bahkan dijuluki 'manusia akar'. 

Manusia serigala
Ada sejumlah kisah dongeng tentang manusia serigala, dari "Beauty and the Beast" atau "Hood Little Red Riding".

Dalam dunia nyata itu adalah kondisi medis yang menakutkan. Hypertrichosis (hipertrikosis), atau awam disebut "sindrom manusia serigala". Didefinisikan berdasarkan jumlah rambut atau bulu yang berlebihan, baik di seluruh tubuh atau di tempat tertentu. 

Terkadang, seseorang terlahir penuh bulu akibat mutasi genetik langka. Atau seseorang menderita hipertrikosis sebagai akibat dari efek samping obat tertentu, bahan kimia, atau beberapa jenis kanker. 

Kasus "sindrom manusia serigala" pertama yang dilaporkan terjadi pada tahun 1600-an, Petrus Gonzales dari Canary Islands, bersama dua anak perempuan, seorang anak lelaki, juga cucu memiliki kondisi itu. 

Di abad ke-19, orang-orang dengan hipertrikosis semisal Jo-Jo "Bocah Berwajah Anjing", Lionel "Pria Berwajah Singa" dan perempuan berjanggut menjadi bagian dari tontonan dalam sirkus. 

Penyihir jahat dari barat
Wicked Witch of the West atau Penyihir Jahat dari Barat adalah tukang sihir kuat dalam dongeng Wizard of Oz. Namun ia punya kelemahan yang fatal juga aneh: air. Jika terkena air, tubuhnya akan meleleh. 

Sangat sulit membayangkan air punya efek semengerikan itu pada daging dan darah manusia. Namun, tak berarti H2O jinak, terutama bagi mereka yang menderita aquagenic urticaria.

Itu adalah kelainan langka, di nama kulit akan terasa  sangat gatal, kulit berubah warna menjadi putih pucat atau merah hanya beberapa menit setelah kontak langsung dengan air (dalam beberapa kasus termasuk keringat sendiri atau air mata). 

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan Jurnal Annals of Dermatology, kurang dari 100 kasus yang dicatat dalam literatur ilmiah sejak tahun 1964 -- di mana kondisi itu dideskripsikan untuk kali pertamanya. 

Cermin ajaib
Dalam dongeng Putri Salju, ratu yang jahat berdiri di depan cermin ajaib, bertanya, 'siapakah yang tercantik di seluruh pelosok negeri'. Jawaban jujur cermin itu membuatnya tega berniat menghabisi Putri Salju, anak tirinya. 

Dari kisah itu, cermin ajaib digambarkan memiliki kemampuan luar biasa, yang bisa memberi jawaban atas setiap pertanyaan. Tapi, apakah benda itu nyata?

Kabar baiknya: ya. Teknologi modern menyediakan cermin ajaib untuk setiap orang. Salah satunya, Siri, fitur pengidentifikasi suara, yang kemudian dikembangkan Apple menjadi asisten personal berbasis suara. Dengan menggunakan Siri, pengguna iPhone 4S bisa berinteraksi, seperti menanyakan cuaca, dan Siri akan memberikan jawaban secara mendetail.

Sejumlah pengembang tenologi saat ini juga sedang mencoba mengubah cermin besar menjadi saluran informasi. Salah satunya, New York Times R&D Lab sedang membuat "cermin ajaib", layar reflektif yang memungkinkan pengguna mengakses berita NYT dan video. Juga jadwal pribadi, belanja online, dan bertukar pesan dengan cermin ajaib lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah berkunjung