Selasa, 13 Mei 2014
Senin, 16 Desember 2013
HATI-HATI dengan SEJADAH ANDA !
Bismillahirrohamanirroihim .
Artikel ini juga telah dikutip dari 'efairy-holywar' dan beberapa rangkaian blog lain yang pernah ditutup oleh pihak tertentu karena membongkar rahasia sulit 'The Elite'.Walau bagaimanapun pembongkaran misteri ini akan terus dibuat demi menyelamatkan kesucian dan kehormatan Agama Islam. Mungkin banyak yang telah mengetahui perkara ini.Namun sekiranya anda belum mengetahui,silakan cari tahu!!.Ini sangat penting demi memelihara akidah anda.
Subliminal message atau pesan bawah sadar merupakan signal atau pesan yang terdapat dalam media lain, yang dirancang untuk melewati di atas normal pikiran / presepsi manusia. Pesan itu sebenarnya tidak dapat disadari/ diketahui, namun dalam situasi tertentu dapat mempengaruhi pikiran, perilaku, tindakan, sikap, sistem kepercayaan dan sistemnilai secara positif maupun negatif. Istilah bawah sadar berarti “ beneath a limen “ (ambang indrawi). Subliminal berasal dari bahasa Latin, kata sub yang berarti di bawah, dan limen, yang berarti ambang (This is from the Latin words sub, meaning under, and limen, meaning theshold).
Kini kita akan langsung saja yang berhubungan dengan sajadah.Ya, sajadah yang digunakan oleh anda untuk alas solat. Apa yang menariknya disini? Silakan perhatikan dahulu gambar/gambar dibawah :
Master Carpet Freemason1


Freemason - Mater Karpet
Berdasarkan gambar Master Karpet di atas, saya mengambil tiga cirinya ;
1 Lantai Catur (hitam/putih)/Checkered Floor

2 Bintang dan Bulan

3 2 tiang yang dikenali sebagai Joachim dan Boaz.

Sekarang kita akan perhatikan contoh salah satu sejadah yang telah diambil.Silahkan perhatikan baik.baik
Sejadah dengan 3 ciri freemason :

1. checkered floor
2. bulan dan bintang dan
3. 2 tiang (Joachim & Boaz)
Perhatikan sejadah di atas, ia juga mempunyai 3 ciri yang saya nyatakan yiaitu bintang dan bulan, lantai berpetak (checkered floor) dan 2 tiang. Bagaiamana ?? percaya tidak percaya simbol2 yahudi itu ada disejadah kita .
Uraian beberapa istilah diatas yang berkemungkinan membingungkan anda
1) Freemason
- Freemason dan Illuminati adalah cabang-cabang pertubuhan Dajal Laknatullah.Tiada bezanya di antara dua pertubuhan ini, keduanya menganut agama menyembah Iblis dan Syaitan, mengamalkan sihir dan memuja-muja mistik sesat (antaranya percaya kepada kuasa angka dan bentuk geometri).Namun freemason telah tampil seolah-olah sebuah pertubuhan yang halal dan memperjuangkan kebajikan.Kini ahli mereka berada diseluruh dunia termasuk Malaysia yang rata-ratanya dianggotai oleh golongan elit.
2) Lantai Hitam & Putih/Checkered Floor
- Lantai yang digunakan dalam ritual freemasonry (berpetak hitam-putih)
3) Bulan dan Bintang
- Biasa terdapat dalam logo dan simbol yang digunakan oleh freemasonry,dan turut digunakan didalam ritual penyembahan syaitan.Bulan dan bintang turut digunakan sebagai simbolik keIslaman di kebanyakan negara termasuk Malaysia (walaupun ianya bukan logo Islam)
4) All seeing eye
- Simbolik/propoganda "The Hidden Hand/Dajjal" seperti yang tercetak dibelakang wang dollar U.S.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selain itu, lihat juga di sajadah berikut ini, betapa banyak nya simbol-simbol yahudi di dalam sejadah masjid masjid kita .

Lihatlah, betapa banyaknya simbol-simbol yahudi yang tersimpan dibalik sajadah yang kita gunakan sehari-hari, .
dan, bukan sampai disitu saja!! ,
tanpa kita sadari ada yang lebih berbahaya lagi, yakni adanya simbol seks dibalik sejadah tersebut.
perhatikan baik-baik

Nah sekarang, entah sengaja atau memang tidak tahu, ada gambar yang menampakkan pesan seks pada gambar Sajadah, karpet alas untuk sholat di masjid-masjid. Sajadah sejenis ini sudah tersebar ke masjid-masjid, namun sayang masyarakat/ jama’ah masjid tidak menyadari bahwa karpet/sajadah yang mereka pakai tiap hari bergambar porno.
Mungkin sepintas itu tidak terlihat jelas dan pastinya tidak menyadari bahwa sebenarnya gambar yang kita tahu adalah sebuah pintu ternyata kalau kita perhatikan dengan teliti akan menyerupai (maaf) seperti organ vital laki-laki. Coba perhatikan kembali gambar sajadah atau karpet masjid ! ini seperti sudah di desain sedemikian rapi oleh si pembuat di pabrik pembuat sajadah atau karpet masjid.

Inilah perancangan jahat Yahudi dan Nasrani yang banyak di antara kita tidak mengetahui dan sadar. Mereka akan mnjadikan KITA SESAT DALAM KEADAAN BERIMAN .Walaupun dengan perkara sekecil ini, mereka tetap menjalankan rancangan jahat mereka.
Diharapkan di dalam kehidupan sehari hari , kita semua lebih berhati-hati dan lebih peka setelah membaca artikel ini
" sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya[82]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Al-Baqarah 109

http://ppnuruliman.com/berita/371-ad...dil-haram.html
“Man tasyabbaha bi qaumin fahua minhum”.Bermaksud: Barangsiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka seseorang itu terdiri dari kalangan mereka iaitu kaum berkenaan).
Dikutip dari http://hxforum.org/ (Forum Diskusi Sejarah dan konspirasi) dan dari berbagai sumber .
Afwan buat temen-temen yang beranggapan yang penting sholatnya bukan sejadahnya memang benar, tapu tujuan dari gambar ini ada di sejadah kita adalah karna tujuan para yahudi ingin men-save dalam otak kita akan simbol mereka.
Secara tidak langsung otak kita akan merekam simbol itu, dan perlahan kita akan terus ingat simbol-simbol itu lalu ajaran yang mereka bawa akan sangat mudah meresap di otak ini karena sebelumnya kita sudah merekam dari simbol-simbol yahudi.
Dari Aisyah ra ia berkata
Rasulullah saw berdiri untuk sholat di kain yang ada ukirannya, tatkala selesai sholat beliau bersabda: Pergilah kalian dengan kain ini kepada Abi Jahm bin Hudzaifah dan datangkanlah kepadaku dengan kain tebal yang tidak ada ukirannya (anbijansyah), Maka sesungguhnya kain yang ada ukirannya itu telah menggagguku dalam sholat.
bukannya begitu lebih baik...?
Dibolehkan shalat dengan memakai alas, baik berupa tikar, sajadah, kain, atau yang lain nya selama alas tersebut tidak akan mengganggu orang yang shalat. Misalnya sajadahnya bergambar dan berwarna-warni, yang tentunya dapat menarik perhatian orang yang shalat. Di saat shalat, mungkin ia akan menoleh ke gambar-gambarnya lalu mengamatinya, terus memperhatikannya hingga ia lupa dari shalatnya, apa yang sedang dibacanya dan berapa rakaat yang telah dikerjakannya. Oleh karena itu tidak sepantasnya memakai sajadah yang padanya ada gambar masjid, karena bisa jadi akan mengganggu orang yang shalat dan membuatnya menoleh ke gambar tersebut sehingga bisa mencacati shalatnya". (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Fadhilatusy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 12/ 362)
------------------------------------------------------------------
saran, kalau ingin beli sajadah, belilah sajadah yang polos atau setidaknya tidak memiliki banyak gambar-gambar .
atau jika sudah terlanjur memiliki sajdah yang bergambar, bisa juga di sajadah itu di alasi dengan kain putih , seperti yang pernah admin liat saat sholat di masjid, "sajdah nya penuh gambar, kemungkinan ta'mir masjid tau kalau sajdah bergambar ini akan mengganggu kekhsusukan dalam beribadah, maka di alasi lah dengan kain putih bersih dibagian ujung-ujung sajadah.
dan satu lagi, pilihlah sajdah yang berukuran kecil. jangan yang lebar,. kenapa ? karena sajadah yang lebar itu orang2 yang menggunakan nya bisa tidak merapatkan shaf2 nya, karena memiliki sajdah yang lebar, yang hanya untuk dia sendiri, al hasil shaff pun tidak rapat .
------------------------------------------------------------------
semoga Allah selalu melindungi kita, dimanapun kita berada.
wallahualam
from http://alvaroachmad.blogspot.com/2013/07/hati-hati-dengan-sejadah-anda.html
Artikel ini juga telah dikutip dari 'efairy-holywar' dan beberapa rangkaian blog lain yang pernah ditutup oleh pihak tertentu karena membongkar rahasia sulit 'The Elite'.Walau bagaimanapun pembongkaran misteri ini akan terus dibuat demi menyelamatkan kesucian dan kehormatan Agama Islam. Mungkin banyak yang telah mengetahui perkara ini.Namun sekiranya anda belum mengetahui,silakan cari tahu!!.Ini sangat penting demi memelihara akidah anda.
Subliminal message atau pesan bawah sadar merupakan signal atau pesan yang terdapat dalam media lain, yang dirancang untuk melewati di atas normal pikiran / presepsi manusia. Pesan itu sebenarnya tidak dapat disadari/ diketahui, namun dalam situasi tertentu dapat mempengaruhi pikiran, perilaku, tindakan, sikap, sistem kepercayaan dan sistemnilai secara positif maupun negatif. Istilah bawah sadar berarti “ beneath a limen “ (ambang indrawi). Subliminal berasal dari bahasa Latin, kata sub yang berarti di bawah, dan limen, yang berarti ambang (This is from the Latin words sub, meaning under, and limen, meaning theshold).
Kini kita akan langsung saja yang berhubungan dengan sajadah.Ya, sajadah yang digunakan oleh anda untuk alas solat. Apa yang menariknya disini? Silakan perhatikan dahulu gambar/gambar dibawah :
Master Carpet Freemason1


Freemason - Mater Karpet
Berdasarkan gambar Master Karpet di atas, saya mengambil tiga cirinya ;
1 Lantai Catur (hitam/putih)/Checkered Floor

2 Bintang dan Bulan

3 2 tiang yang dikenali sebagai Joachim dan Boaz.

Sekarang kita akan perhatikan contoh salah satu sejadah yang telah diambil.Silahkan perhatikan baik.baik
Sejadah dengan 3 ciri freemason :

1. checkered floor
2. bulan dan bintang dan
3. 2 tiang (Joachim & Boaz)
Perhatikan sejadah di atas, ia juga mempunyai 3 ciri yang saya nyatakan yiaitu bintang dan bulan, lantai berpetak (checkered floor) dan 2 tiang. Bagaiamana ?? percaya tidak percaya simbol2 yahudi itu ada disejadah kita .
Uraian beberapa istilah diatas yang berkemungkinan membingungkan anda
1) Freemason
- Freemason dan Illuminati adalah cabang-cabang pertubuhan Dajal Laknatullah.Tiada bezanya di antara dua pertubuhan ini, keduanya menganut agama menyembah Iblis dan Syaitan, mengamalkan sihir dan memuja-muja mistik sesat (antaranya percaya kepada kuasa angka dan bentuk geometri).Namun freemason telah tampil seolah-olah sebuah pertubuhan yang halal dan memperjuangkan kebajikan.Kini ahli mereka berada diseluruh dunia termasuk Malaysia yang rata-ratanya dianggotai oleh golongan elit.
2) Lantai Hitam & Putih/Checkered Floor
- Lantai yang digunakan dalam ritual freemasonry (berpetak hitam-putih)
3) Bulan dan Bintang
- Biasa terdapat dalam logo dan simbol yang digunakan oleh freemasonry,dan turut digunakan didalam ritual penyembahan syaitan.Bulan dan bintang turut digunakan sebagai simbolik keIslaman di kebanyakan negara termasuk Malaysia (walaupun ianya bukan logo Islam)
4) All seeing eye
- Simbolik/propoganda "The Hidden Hand/Dajjal" seperti yang tercetak dibelakang wang dollar U.S.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selain itu, lihat juga di sajadah berikut ini, betapa banyak nya simbol-simbol yahudi di dalam sejadah masjid masjid kita .

Lihatlah, betapa banyaknya simbol-simbol yahudi yang tersimpan dibalik sajadah yang kita gunakan sehari-hari, .
dan, bukan sampai disitu saja!! ,
tanpa kita sadari ada yang lebih berbahaya lagi, yakni adanya simbol seks dibalik sejadah tersebut.
perhatikan baik-baik

Nah sekarang, entah sengaja atau memang tidak tahu, ada gambar yang menampakkan pesan seks pada gambar Sajadah, karpet alas untuk sholat di masjid-masjid. Sajadah sejenis ini sudah tersebar ke masjid-masjid, namun sayang masyarakat/ jama’ah masjid tidak menyadari bahwa karpet/sajadah yang mereka pakai tiap hari bergambar porno.
Mungkin sepintas itu tidak terlihat jelas dan pastinya tidak menyadari bahwa sebenarnya gambar yang kita tahu adalah sebuah pintu ternyata kalau kita perhatikan dengan teliti akan menyerupai (maaf) seperti organ vital laki-laki. Coba perhatikan kembali gambar sajadah atau karpet masjid ! ini seperti sudah di desain sedemikian rapi oleh si pembuat di pabrik pembuat sajadah atau karpet masjid.

Inilah perancangan jahat Yahudi dan Nasrani yang banyak di antara kita tidak mengetahui dan sadar. Mereka akan mnjadikan KITA SESAT DALAM KEADAAN BERIMAN .Walaupun dengan perkara sekecil ini, mereka tetap menjalankan rancangan jahat mereka.
Diharapkan di dalam kehidupan sehari hari , kita semua lebih berhati-hati dan lebih peka setelah membaca artikel ini
" sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya[82]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Al-Baqarah 109

http://ppnuruliman.com/berita/371-ad...dil-haram.html
“Man tasyabbaha bi qaumin fahua minhum”.Bermaksud: Barangsiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka seseorang itu terdiri dari kalangan mereka iaitu kaum berkenaan).
Dikutip dari http://hxforum.org/ (Forum Diskusi Sejarah dan konspirasi) dan dari berbagai sumber .
Afwan buat temen-temen yang beranggapan yang penting sholatnya bukan sejadahnya memang benar, tapu tujuan dari gambar ini ada di sejadah kita adalah karna tujuan para yahudi ingin men-save dalam otak kita akan simbol mereka.
Secara tidak langsung otak kita akan merekam simbol itu, dan perlahan kita akan terus ingat simbol-simbol itu lalu ajaran yang mereka bawa akan sangat mudah meresap di otak ini karena sebelumnya kita sudah merekam dari simbol-simbol yahudi.
Dari Aisyah ra ia berkata
Rasulullah saw berdiri untuk sholat di kain yang ada ukirannya, tatkala selesai sholat beliau bersabda: Pergilah kalian dengan kain ini kepada Abi Jahm bin Hudzaifah dan datangkanlah kepadaku dengan kain tebal yang tidak ada ukirannya (anbijansyah), Maka sesungguhnya kain yang ada ukirannya itu telah menggagguku dalam sholat.
bukannya begitu lebih baik...?
Dibolehkan shalat dengan memakai alas, baik berupa tikar, sajadah, kain, atau yang lain nya selama alas tersebut tidak akan mengganggu orang yang shalat. Misalnya sajadahnya bergambar dan berwarna-warni, yang tentunya dapat menarik perhatian orang yang shalat. Di saat shalat, mungkin ia akan menoleh ke gambar-gambarnya lalu mengamatinya, terus memperhatikannya hingga ia lupa dari shalatnya, apa yang sedang dibacanya dan berapa rakaat yang telah dikerjakannya. Oleh karena itu tidak sepantasnya memakai sajadah yang padanya ada gambar masjid, karena bisa jadi akan mengganggu orang yang shalat dan membuatnya menoleh ke gambar tersebut sehingga bisa mencacati shalatnya". (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Fadhilatusy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 12/ 362)
------------------------------------------------------------------
saran, kalau ingin beli sajadah, belilah sajadah yang polos atau setidaknya tidak memiliki banyak gambar-gambar .
atau jika sudah terlanjur memiliki sajdah yang bergambar, bisa juga di sajadah itu di alasi dengan kain putih , seperti yang pernah admin liat saat sholat di masjid, "sajdah nya penuh gambar, kemungkinan ta'mir masjid tau kalau sajdah bergambar ini akan mengganggu kekhsusukan dalam beribadah, maka di alasi lah dengan kain putih bersih dibagian ujung-ujung sajadah.
dan satu lagi, pilihlah sajdah yang berukuran kecil. jangan yang lebar,. kenapa ? karena sajadah yang lebar itu orang2 yang menggunakan nya bisa tidak merapatkan shaf2 nya, karena memiliki sajdah yang lebar, yang hanya untuk dia sendiri, al hasil shaff pun tidak rapat .
------------------------------------------------------------------
semoga Allah selalu melindungi kita, dimanapun kita berada.
wallahualam
from http://alvaroachmad.blogspot.com/2013/07/hati-hati-dengan-sejadah-anda.html
Kamis, 07 November 2013
Aku nyerah, yaa..
hei, selamat malam.
maaf ya aku mengganggu tidurmu.
aku tahu kau pasti lelah sekali kan dengan kegiatanmu hari ini? maaf karna aku belum bisa menjadi dewasa sepenuhnya meghadapimu walaupun kita sudah sama-sama dalam waktu yang lama.
aku memang egois. aku ingin kamu mendengarkan setiap keluh kesahku, detil kecil yang terjadi padaku setiap hari tanpa memikirkan kesibukanmu yang membuatmu teramat lelah.
pasti kamu capek kan menghadapi aku yang banyak maunya ini?
aku malu mengatakannya, aku kesepian di sini. menghabiskan waktu tanpa terselip kamu itu teramat membosankan. aku tak mau terlalu banyak mengharapkan kehadiranmu di sini, sayang. pesan singkatmu saja sudah cukup bagiku untuk mewakilimu mengisi kekosongan hariku. kamu tahu itu? aku rasa tidak.
kamu sering absen dan aku tak tahu apa-apa tentangmu di sana.
aku tak pernah tahu kejujuran di dalam pesan singkatmu. tapi aku mencoba yakin dan percaya.
walaupun kadang aku merasa aku terlalu naif, karna akhirnya aku menjumpai kebohongan yang kamu tutupi kemudian.
lalu, kenapa aku masih terus mencoba percaya?
pertanyaan yang belum bisa aku temukan.
kita dipertemukan, lalu kemudian jarak dengan teramat bijak memisahkan.
awalnya aku keberatan. aku berusaha menolak. tapi semakin aku memungkiri kenyataan itu semakin membuatku sakit. karna semakin aku berusaha, semakin nyata pula bahwa; kamu sudah tidak di sini.
akhirnya aku mencoba mengalah pada jarak. mencoba menerima kenyataa bahwa ada sesuatu yang membuatku tak bisa langsung menyentuhmu.
awalnya aku pikir aku kuat. tapi ternyata aku tak sekuat itu.
karna dia muncul. ya, masalah yang lain; waktu.
zona waktuku dan waktumu seolah sengaja dipisahkan. kegiatanmu di pagi hari, sedangkan kegiatanku di sore hari. dan waktu yang dulunya bisa kita habiskan sesukanya kini tak bisa lagi.
kita hanya punya waktu di malam hari, tapi kamu terlalu sibuk hingga waktu yang harusnya kau bersamaku terpotong. waktu kita jadi semakin menipis.
aku ingin sekali kita saling berbagi telinga untuk potongan-potongan kejadian kita hari ini, supaya kita bisa membuktikan pada jarak dan waktu; bahwa kita menang atas mereka.
tapi ternyata kita kalah telak.
telingamu sudah lebih dulu dipenuhi oleh suara-suara orang yang lebih banyak punya waktu bersama denganmu. yang bercerita langsung tanpa ada perantara, sehingga potongan-potongan milikku hanya tinggal potongan tak berarti.
seringkali saat aku benar-benar ingin seseorang untuk mendengarkan, kamu tak bisa fokus padaku.
"Eh, ngomong apa tadi?"
"Tadi ngomongin apa sih? Lupa"
"Maaf ya tadi lagi bales sms temen"
dan semakin lama aku merasa tidak dihargai. aku di sini bercerita dengan kesungguhan. tak bisakah kau lihat kekecewaan di dalam resah suaraku saat kalimat-kalimat itu terlontar?
aku merasa aku bukan lagi apa yang kamu perjuangkan. aku bukan lagi apa yang akan kamu cari-cari saat aku menghilang. aku bukan lagi apa yang berpengaruh untukmu. ya, aku bukan lagi yang dulu.
perhatian-perhatian kecilmu perlahan mulai memudar. kalimat-kalimat manis berbungkus keromantisan khasmu juga mulai pergi entah kemana.
aku mencoba, sayang. aku mencoba. aku mencoba mengerti kamu. aku mencoba mengerti perubahanmu. tapi tak bisakah kamu juga mencoba mengertiku sedikit?
aku tahu aku tak berhak memalak semua waktumu, tapi setidaknya sisihkanlah waktumu hanya untukku tanpa ada gangguan yang lain. mereka bisa kapan saja menemuimu, sedangkan aku? bisakah kau mengerti sakitnya menahan rindu ini?
semakin lama mungkin aku semakin egois. karna itu aku menyerah. ya, mungkin aku memang seorang pecundang. pecundang yang rela terus disakiti rindunya. pecundang yang bodoh terus diingakri kepercayaannya. aku memang benar-benar pecundang.
aku nyerah, yaa..
aku tak kuat untuk menahanmu terus di sisiku karna aku tahu itu juga akan menyakitimu.
aku tak tega membiarkamu menerima ocehan-ocehan childish ku sepanjang waktu karna keabsenanmu.
semoga ini yang terbaik untukku, untukmu dan untuk kita.
aku tahu, di luar sana seseorang sedang memperhatikanmu.
dan untuk jarak & waktu; selamat. kalianlah pemenangnya.
maaf ya aku mengganggu tidurmu.
aku tahu kau pasti lelah sekali kan dengan kegiatanmu hari ini? maaf karna aku belum bisa menjadi dewasa sepenuhnya meghadapimu walaupun kita sudah sama-sama dalam waktu yang lama.
aku memang egois. aku ingin kamu mendengarkan setiap keluh kesahku, detil kecil yang terjadi padaku setiap hari tanpa memikirkan kesibukanmu yang membuatmu teramat lelah.
pasti kamu capek kan menghadapi aku yang banyak maunya ini?
aku malu mengatakannya, aku kesepian di sini. menghabiskan waktu tanpa terselip kamu itu teramat membosankan. aku tak mau terlalu banyak mengharapkan kehadiranmu di sini, sayang. pesan singkatmu saja sudah cukup bagiku untuk mewakilimu mengisi kekosongan hariku. kamu tahu itu? aku rasa tidak.
kamu sering absen dan aku tak tahu apa-apa tentangmu di sana.
aku tak pernah tahu kejujuran di dalam pesan singkatmu. tapi aku mencoba yakin dan percaya.
walaupun kadang aku merasa aku terlalu naif, karna akhirnya aku menjumpai kebohongan yang kamu tutupi kemudian.
lalu, kenapa aku masih terus mencoba percaya?
pertanyaan yang belum bisa aku temukan.
kita dipertemukan, lalu kemudian jarak dengan teramat bijak memisahkan.
awalnya aku keberatan. aku berusaha menolak. tapi semakin aku memungkiri kenyataan itu semakin membuatku sakit. karna semakin aku berusaha, semakin nyata pula bahwa; kamu sudah tidak di sini.
akhirnya aku mencoba mengalah pada jarak. mencoba menerima kenyataa bahwa ada sesuatu yang membuatku tak bisa langsung menyentuhmu.
awalnya aku pikir aku kuat. tapi ternyata aku tak sekuat itu.
karna dia muncul. ya, masalah yang lain; waktu.
zona waktuku dan waktumu seolah sengaja dipisahkan. kegiatanmu di pagi hari, sedangkan kegiatanku di sore hari. dan waktu yang dulunya bisa kita habiskan sesukanya kini tak bisa lagi.
kita hanya punya waktu di malam hari, tapi kamu terlalu sibuk hingga waktu yang harusnya kau bersamaku terpotong. waktu kita jadi semakin menipis.
aku ingin sekali kita saling berbagi telinga untuk potongan-potongan kejadian kita hari ini, supaya kita bisa membuktikan pada jarak dan waktu; bahwa kita menang atas mereka.
tapi ternyata kita kalah telak.
telingamu sudah lebih dulu dipenuhi oleh suara-suara orang yang lebih banyak punya waktu bersama denganmu. yang bercerita langsung tanpa ada perantara, sehingga potongan-potongan milikku hanya tinggal potongan tak berarti.
seringkali saat aku benar-benar ingin seseorang untuk mendengarkan, kamu tak bisa fokus padaku.
"Eh, ngomong apa tadi?"
"Tadi ngomongin apa sih? Lupa"
"Maaf ya tadi lagi bales sms temen"
dan semakin lama aku merasa tidak dihargai. aku di sini bercerita dengan kesungguhan. tak bisakah kau lihat kekecewaan di dalam resah suaraku saat kalimat-kalimat itu terlontar?
aku merasa aku bukan lagi apa yang kamu perjuangkan. aku bukan lagi apa yang akan kamu cari-cari saat aku menghilang. aku bukan lagi apa yang berpengaruh untukmu. ya, aku bukan lagi yang dulu.
perhatian-perhatian kecilmu perlahan mulai memudar. kalimat-kalimat manis berbungkus keromantisan khasmu juga mulai pergi entah kemana.
aku mencoba, sayang. aku mencoba. aku mencoba mengerti kamu. aku mencoba mengerti perubahanmu. tapi tak bisakah kamu juga mencoba mengertiku sedikit?
aku tahu aku tak berhak memalak semua waktumu, tapi setidaknya sisihkanlah waktumu hanya untukku tanpa ada gangguan yang lain. mereka bisa kapan saja menemuimu, sedangkan aku? bisakah kau mengerti sakitnya menahan rindu ini?
semakin lama mungkin aku semakin egois. karna itu aku menyerah. ya, mungkin aku memang seorang pecundang. pecundang yang rela terus disakiti rindunya. pecundang yang bodoh terus diingakri kepercayaannya. aku memang benar-benar pecundang.
aku nyerah, yaa..
aku tak kuat untuk menahanmu terus di sisiku karna aku tahu itu juga akan menyakitimu.
aku tak tega membiarkamu menerima ocehan-ocehan childish ku sepanjang waktu karna keabsenanmu.
semoga ini yang terbaik untukku, untukmu dan untuk kita.
aku tahu, di luar sana seseorang sedang memperhatikanmu.
dan untuk jarak & waktu; selamat. kalianlah pemenangnya.
Sabtu, 05 Oktober 2013
Untukmu, yang selalu tau cara terbaik menyakitiku
Untukmu, yang selalu tau cara terbaik menyakitiku.
yang selalu tau cara memaksaku tersenyum di balik isakanku.
Aku masih belum mengerti. Aku juga masih
belum paham sepenuhnya. Apa yang sebenarnya terjadi. Dan mengapa semuanya
terjadi. Begitu sulit aku mencari jawaban untuk itu. Terjadi begitu saja tanpa
bisa kuredam. Begitu banyak pertanyaan yang muncul di benakku. Semuanya begitu
tak masuk akal. Kenapa? Kenapa? Kenapa dan terus kenapa? Kenapa kamu begitu
tega melakukannya? Kenapa harus aku? Kenapa tak cukup hanya aku saja? Kenapa kamu
membawakanku rasa sakit yang tak terkira? Kenapa bukan mereka saja yang kamu
sakiti? Kenapa harus aku yang merasakannya? Kenapa harus kamu orang yang
kusayangi dengan begitu tulusnya? Kenapa harus kamu yang bisa mengalihkan semua
perhatianku? Kenapa harus kamu yang terus dan terus bisa ada dalam pikiranku? Kenapa
cuma kamu yang tak bisa kuusir pergi dari lamunanku walau aku amat sangat
menginginkannya? Kenapa harus kamu yang dengan kerasnya aku berusaha menjaga
perasaan? Kenapa harus kamu yang selalu bisa menang atas hati ini? Kenapa harus
kamu salah satu yang masuk ke daftar wajib di dalam lantunan doa-doaku? Kenapa harus
kamu orangnya? Kenapa?
Aku berusaha sekuat tenaga untuk terlihat tegar dan kuat, bukan untuk ku
tunjukkan padamu bahwa aku bisa. Kulakunan untuk diriku sendiri, untuk membiasakan diriku dengan keadaan. Kamu tak
akan pernah mengerti apa yang kurasakan. Apa akibat dari tindakanmu itu. Pernahkan
kamu memikirkan tentangku? Sejumputpun mungkin kamu tak sudi. Karna aku
bukanlah prioritasmu. Aku hanya pilihan. Wanita bodoh yang tetap ingin bertahan
walau berkali-kali dikoyak hatinya. Walau berkali-kali disakiti perasaannya. Walau
berkali-kali janji manis hanya sekedar kata balaka.
Kita. Aku, dan kamu. Aku sempat berpikir
betapa bahagianya kamu memilihku. Karna awalnya kamu memang berbeda dari yang
pernah kutemui sebelumnya. Terlihat seperti batu karang, namun hangat
menyeliputi di dalam. Kamu selalu bisa membuatku luluh. Entah mantra apa yang
kamu gunakan. Hari, bulan dan tahun datang silih berganti. Dua tahun menjalani
hubungan denganmu, ku pikir aku sudah amat dalam mengenalmu. Tapi ternyata
tidak. Kamu berubah sejak kita terpisah oleh angka-angka yang disebut jarak. Ya,
jarak antara kamu dan aku. Antara pulau Jawa dan Sumatra. Kamu tahu, menjadi
aku itu sangat tidak mudah. Apalagi dengan kelakuanmu yang semakin hari semakin
aneh ku rasa. Ingat ulang tahunku yang masuk ke tujuh belas tahun? Aku masih
ingat dengan jelas, betapa menyakitkan kenangan yang kamu berikan di hari itu. Betapa
bodohnya, ketika kamu bisa melupakan bahkan yang terpenting untukku tapi aku
justru terus teringat apa yang bisa membuatmu bahagia. Itu baru perjalanan di
awal. Setelah itu, aku benar-benar tidak bisa mengenali lagi dirimu yang dulu. Betapa
cepat seseorang merubah dirinya, ya? Yang paling ku benci bukan perubahanmu
sebenarnya. Tapi karna aku yang tidak bisa mengikutimu berubah. Aku tetap
menjadi diriku yang bodoh. Tetap ingin bersamamu. Aku ingin sekali
menghapusnya, tapi semakin ingin ku hapus, semakin kuat pula perasaan ini. Akhirnya
aku memutuskan untuk bertahan. Tapi semakin lama perubahanmu semakin tak
terkendali. Semakin lama ku rasa semakin menyakitkan. Semakin lama yang kamu
beri cuma kebohongan-kebohongan. Aku bertanya-tanya mengapa tak pernah kamu
sebut-sebut aku di Blackberry massangermu.
Kamu bilang karna kontakmu penuh dengan teman kerja dan kamu merasa tak enak. Oke,
aku terima. Tapi kenyataan yang aku dapatkan? Ternyata selama ini aku tidak dianggap. Aku baru tau itu di kemudian
hari. Aku membacanya. Ya, arsip percakapanmu dengan pacar salah satu teman
kerjamu. Bukan itu yang membuatku sakit. Tapi selama percakapan yang kamu bahas
melulu tentang wanita lain.
Kamu mencurahkan apa yang kamu rasa. Tentang
betapa hebatnya wanita itu di matamu. Tentang bagaimana jantungmu saat mulai
berbicara dengan wanita itu. Tentang bagaimana kamu merencanakan double date dengannya dan mereka. Ingin rasanya
aku menjadi buta saat itu, ketika kata demi kata yang ku baca seakan menusuk
mata. Tak kamu sebut aku di dalamnya. Padahal kita masih berstatus resmi saat
itu. Pantas saja BBMku begitu lama kamu balas, karna kamu terlalu asyik
membicarakan wanita itu dengannya. Pantas saja kamu sering marah tak jelas saat
ku tanya mengapa sedikit sekali waktu yang bisa kamu sisihkan untukku, ternyata
konsentrasimu sudah teralih untuk memikirkan wanita itu. Kamu tahu, aku
benar-benar sakit. Dan mulailah, kehidupanmu dipenuhi dengan wanita-wanita lain
di belakangku. Saat kita harus berpisah karna jarak, aku tak pernah berpikir
tentang kekhawatiran bahwa kamu akan menduakanku di sana. Karna kamu yang aku
kenal bukanlah tipe lelaki murahan seperti itu. Aku masih ingat betul saat kamu
katakan bahwa wanita lain yang bisa dekat denganmu adalah dia yang menurutmu
istimewa. Dan itu terbukti saat angka-angka itu belum muncul di tengah-tengah
kita. Tetapi sekarang, kamu justru menelan ludahmu sendiri. Saat aku memberikan
kepercayaanku padamu sepenuhnya, kamu hanya menganggapnya bahan candaan. Kamu permainkan
kelemahanku, yang selalu luluh ketika kamu ucapkan maaf saat aku tau yang
sebenarnya. Kamu bilang awalnya kamu sangat menyesal dan tidak mau
mengulanginya lagi. Entahlah, aku sudah benar-benar dibodohi oleh perasaan
sayang. Aku memaafkanmu. Lagi, lagi dan lagi. Apa menurutmu “maaf” hanyalah
sebuah ungkapan tanpa diikuti langkah nyata untuk berubah? Sepertinya begitu. “Maaf”
untukmu hanyalah kata kosong yang kamu gunakan untuk menghindari pertengkaran. Juga
menghindari aku untuk tau lebih dalam seberapa besar kebohonganmu.
Selama ini ku pikir status di media
sosialmu adalah melulu tentang aku. Betapa bahagianya. Ternyata kusadari, bahwa
status-statusmu itu tak satupun yang kamu tulis untukku. Bahagia di atas
kebodohan? Iya. Aku jadi makin merasa menjadi wanita tertolol sekarang. Berkali-kali
kamu bodohi, berkali-kali kamu sakiti, berkali-kali kekecewaan kamu beri, tapi
mengapa aku masih bisa bertahan? Hal yang ku benci adalah ketika aku merasakan
bahwa kamu berbohong, dan aku mulai membuat persepsiku sendiri. Tapi sialnya,
semua yang ku pikirkan itu benar adanaya. Benar terjadi. Di saat aku lelah
bertahan tapi tak tau bagaimana cara melepaskan. Ya, aku terlalu takut. Aku sudah
terbiasa denganmu. Terbiasa walaupun tanpa menatap mata. Terbiasa dengan pesan singkatmu
yang memenuhi inboxku. Dan aku terlalu pengecut untuk kehilangan itu. Lalu aku
mencoba mendalami sebenarnya apa inginmu. Aku belajar memahami perubahanmu. Tapi
aku gagal. Aku gagal memahamimu. Aku tak pernah bisa menyelami apa yang
sebenarnya kamu mau, kamu inginkan. Puncaknya, saat kita sedang terhubung via
telepon. Awalnya tak ada masalah. Semua berjalan seperti biasa. Kita masih
saling mengejek dan tertawa kemudian. Lalu entah apa yang sedang terbersit di
dalam kepalamu, kamu memulai percakapan itu. Saat kamu menceritakan kamu
berpacaran dengan seorang wanita yang berbeda keyakinan dengan kita. Dheg. Jantungku seperti berhenti memompa
saat kalimat itu meluncur masuk ke telinga dan mulai diproses oleh otakku. Tapi
aku berpura-pura tertarik dan menyimaknya. Kamu ceritakan bahwa selama dua
belas hari kamu bersama wanita itu. Kamu bilang kamu hanya penasaran dengan
bagaimana rasanya berpacaran dengan wanita yang tak seagama. Kalimat-kalimat
menyakitkan mengalir terus menerus. Aku hanya bisa menggigit bibirku kuat-kuat.
Memohon kepada air mata untuk tidak membanjiri pipi. Memohon kepadamu supaya
kamu mengerti bahwa itu sangat menyakitkan untukku. Rasanya aku ingin menjadi
tuli saja! Kamu beralasan ingin terbuka denganku, tapi beginikah caramu untuk
terbuka, sayang? Saat kamu salah memanggil di dalam pesan singkatmu, aku tahu
ada yang tidak beres. Tetapi buktinya saat itu kamu mengelak, bukan? Aku jadi
mengerti sekarang, mengapa saat itu, saat aku benar-benar membutuhkan
pertolonganmu karna hanya kamu yang mengerti kondisinya, kamu mengabaikanku. Ya,
aku mengerti. Ternyata karna wanita itu. Alasan-alasanmu sibuk sampai tak
sempat membalas pesan singkatku itu karna kamu sedang bersamanya kan? Saat aku
merengek supaya kamu menelponku, kamu bilang kamu tidak bisa. Tak ada kejelasan
alasan. Sekarang aku mengerti, karna malam minggu saat itu kamu habiskan bersama
dia. Kamu bercerita dengan begitu antusias saat kamu menjemput dan mengantarnya
bekerja. Saat dia selalu mencuri kesempatan untuk menggenggam tanganmu. Saat kamu
bercerita kamu bertandang ke rumahnya. Saat kamu katakan bahwa dia menyayangimu
juga. Bahkan saat kamu memutuskan
untuk memutuskannya. Tapi dia sudah terlanjur masuk kedalam sihirmu. Dia memohon
sambil memegangi tanganmu. Merengek sambil menyandarkan kepalanya di bahumu. Aku
benar-benar ingin menjadi TULI! Aku sudah tidak tahan mendengarnya. Saat terbayang
aku juga pernah menggenggam tangan
itu. Aku juga pernah menyandarkan
kepalaku di bahu itu. Aku juga pernah merasakan
romantisme berkendara berdua bersamamu. Aku benar-benar tak dapat merasakan
hatiku. Sesak, perih, sakit. Tak ada satupun kata yang pas untuk
mendeskripsikannya. Kenapa? Kenapa saat aku membutuhkan genggamanmu untuk
menguatkanku di sini, kamu malah memberikan itu untuknya? Kenapa saat aku butuh
sandaran karna lelah dengan semua, kamu jusrtu membiarkan dia seenak jidat yang
mendapatkannya? Kenapa? Kenapa kamu MEMBAGINYA? Kenapa kamu harus membagi
kebahagianku itu? Kenapa kamu harus membagi apa yang aku miliki satu-satunya
saat ini? Saat aku bisa bertahan karena mengingat kenangan manis bersamamu. Kenapa?
Apa sebenarnya tujuanmu? Tak puaskah kamu sudah berkali-kali melakukan ini
kepadaku? Tak puaskah kamu? Aku tak ingin membaginya dengan siapapun. Harusnya kamu
menyadari itu. Kita masih terikat dalam suatu hubungan. Sebenarnya apa aku ini
di matamu? Sebagai apa aku ini untukmu? Jika tak dapat kamu temukan apa yang
kamu cari dariku, jujurlah. Jika tak dapat kamu temukan apa yang kamu inginkan dariku,
bicaralah. Setidaknya kita bisa mengakhiri hubungan ini dengan cara baik-baik.
Kamu pernah bilang “Udahlah dek, tenang
aja. Bakal abang jaga hati adek tu!”, ingatkah? Ini yang kamu maksud dengan
menjaga hatiku, abang? Dengan membagi hatimu dengan wanita-wanita lain di sana.
Dengan memberikan perhatian lebih pada wanita-wanita itu sementara aku di sini
diacuhkan? Sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya apa yang kamu inginkan dengan
menyakitiku begitu dalam? Sebenarnya apa yang coba untuk kamu buktikan? Apa?
APA?! Tak bisakah sebelum kamu mengambil keputusan untuk mendua, kamu mengingat
apa yang sudah kita lakukan bersama? Tak bisakah? Tak bisakah kamu mengingat
apa yang sudah kita perjuangkan? Apa yang sudah kita lewati bersama? Mengingat hari-hari
penuh tawa dan bahagia? Tak bisakah kamu mengingat aku? Tak bisakah kamu
mengalahkan keegoisanmu itu? Dan aku lelah. Aku lelah berjuang sendirian. Aku lelah
bertahan tanpa dipertahankan. Aku lelah menjadi seperti ini. Menjadi kekasih bayanganmu. Karena menjadi kekasihmu belum berarti menempatkanku sebagai prioritasmu. Karena menjadi kekasihmu itu tak serta merta berarti akulah orang yang paling sering berkirim pesan denganmu atau menjadi orang pertama yang kamu kirimi ucapan selamat pagimu. Aku tak bisa lagi
menemukan alasan untuk tetap bertahan. Dan kamu juga tak bisa memberikanku
alasan untuk bertahan. Kamu bilang kamu tak akan meninggalkanku. Ya, memang
benar kamu tidak meningalkanku. Tapi kamu menduakan. Itu jauh lebih
menyakitkan. Jika harus memilih, aku lebih ikhlas kamu tinggalkan daripada harus kamu duakan. Aku
lebih ikhlas menerima kenyataan kita berpisah karena ketidak-cocokan, ketimbang
berakhir dengan munculnya orang ketiga di dalam hubungan ini. Aku menyerah. Bukan
karena keadaan. Bukan karena jarak. Tapi aku menyerah karenamu. Ya, karena
kamu. Begitu tak berartinya aku di matamu, sehingga kamu tega melakukannya. Begitu
tak barharganya diriku di dalam hidupmu, sehingga kamu memutuskan untuk mendua.
Dariku, wanita bodoh yang tetap bisa
menyimpan rasa sayangnya di salah satu bilik hati.
Yang terus berharap, bahwa semua sakit ini
hanyalah mimpi.
Yang tak akan pernah bisa mengerti, mengapa
semuanya terjadi.
Rabu, 28 Agustus 2013
untukmu, 22 :')
Waktu merangkak dengan cepat, merangkak yang kita kira lambat ternyata bergerak seakan tanpa jerat. Semua telah berubah, begitu juga kamu, begitu juga aku, begitu juga kita. Bahkan waktu telah menghapus KITA yang pernah merasa tak berbeda, waktu telah memutarbalikkan segalanya yang sempat indah. Tak ada yang tahu, kapan perpisahan menjadi penyebab kegelisahan. Aku menjalani, kamu meyakini, namun pada akhirnya waktu juga yang akan menentukan akhir cerita ini. Kamu tak punya hak untuk menebak, begitu juga aku.
Kaubilang, tak ada yang terlalu berbeda, tak ada yang terasa begitu menyakitkan. Tapi, siapa yang tahu perasaan seseorang yang terdalam? Mulut bisa berkata, tapi hati sulit untuk berdusta. Kalau boleh aku jujur, semua terasa asing dan berbeda. Ketika hari-hari yang kulewati seperti tebakan yang jawabannya sudah kuketahui. Tak ada lagi kejutan, tak banyak hal-hal penuh misteri yang membuatku penasaran. Aku seperti bisa meramalkan semuanya, hari-hariku terasa hambar karena aku bisa membaca menit-menit di depan waktu yang sedang kujalani. Aku bisa dengan mudah mengerti peristiwa, tanpa pernah punya secuil rasa untuk menyelami sebab dan akibatnya. Aku paham dengan detik yang begitu mudah kuprediksi, semua terlalu mudah terbaca, tak ada yang menarik. Kepastian membuatku bungkam, sehingga aku kehilangan rasa untuk mencari dan terus mencari. Itulah sebabnya setelah tak ada lagi kamu di sini. Kosong.
Bagaimana aku bisa menjelaskan banyak hal yang mungkin saja tidak kamu rasakan? Aku berada di lorong-lorong gelap dan menunggu rengkuhan jemarimu mempertemukan aku pada cahaya terang. Namun, bahkan tanganmu saja enggan menyentuh setiap celah dalam jemariku, dan penyelamatan yang kurindukan hanyalah omong kosong yang memekakkan telinga. Harapanku terlalu jauh untuk mengubah semuanya seperti dulu, saat waktu yang kita jalani adalah kebahagiaan kita seutuhnya, saat masih ada kamu dalam barisan hariku.
Perpisahan seperti mendorongku pada realita yang selama ini kutakutkan. Kehilangan mempersatukan aku pada air mata yang seringkali jatuh tanpa sebab. Aku sulit memahami kenyataan bahwa kamu tak lagi ada dalam semestaku, aku semakin tak bisa menerima keadaan yang semakin menyudutkanku. Semua kenangan bergantian melewati otakku, bagai film yang tak pernah mau berhenti tayang. Dan, aku baru sadar, ternyata kita dulu begitu manis, begitu mengagumkan, begitu sulit untuk dilupakan.
Ada yang kurang. Ada yang tak lengkap. Aku terbiasa pada kehadiranmu, dan ketika menjalani setiap detik tanpamu, yang kurasa hanya bayang-bayang yang saling berkejaran, saling menebar rasa ketakutan. Ada rasa takut tanpa sebab yang memaksaku untuk terus memikirkan kamu. Ada kekuatan yang sulit kujelaskan yang membawa pikiranku selalu mengkhawatirkanmu. Salahkah jika aku masih inginkan penyatuaan? Salahkah jika aku benci perpisahan?
Tak banyak yang ingin kujelaskan, saat kesepian menghadangku setiap malam. Biasanya, malam-malam begini ada suaramu, mengantarku sampai gerbang mimpi dan membiarkanku sendiri melewati setiap rahasia hati. Kali ini, aku sendiri, memikirkan kamu tanpa henti. Jika kita masih saling menghakimi dan saling menyalahi, apakah mungkin yang telah putus akan tersambung dengan pasti? Aku tak tahu dan tak mau memikirkan keadaan yang tak mungkin kembali. Semua sudah jelas, namun entah mengapa aku masih sulit memahami, kenapa harus kita yang alami ini? Tak adakah yang lain? Aku dan kamu bukan orang jahat, namun mengapa kita terus saja disakiti. Bukankah di luar sana masih banyak orang jahat?
Jangan tanyakan padaku, jika senyumku tak lagi sama seperti dulu. Aku bahkan tak mengenal diriku sendiri, karena separuh yang ada dalam diriku sudah berada dalammu... yang pergi, dan entah kapan kembali.
Kaubilang, tak ada yang terlalu berbeda, tak ada yang terasa begitu menyakitkan. Tapi, siapa yang tahu perasaan seseorang yang terdalam? Mulut bisa berkata, tapi hati sulit untuk berdusta. Kalau boleh aku jujur, semua terasa asing dan berbeda. Ketika hari-hari yang kulewati seperti tebakan yang jawabannya sudah kuketahui. Tak ada lagi kejutan, tak banyak hal-hal penuh misteri yang membuatku penasaran. Aku seperti bisa meramalkan semuanya, hari-hariku terasa hambar karena aku bisa membaca menit-menit di depan waktu yang sedang kujalani. Aku bisa dengan mudah mengerti peristiwa, tanpa pernah punya secuil rasa untuk menyelami sebab dan akibatnya. Aku paham dengan detik yang begitu mudah kuprediksi, semua terlalu mudah terbaca, tak ada yang menarik. Kepastian membuatku bungkam, sehingga aku kehilangan rasa untuk mencari dan terus mencari. Itulah sebabnya setelah tak ada lagi kamu di sini. Kosong.
Bagaimana aku bisa menjelaskan banyak hal yang mungkin saja tidak kamu rasakan? Aku berada di lorong-lorong gelap dan menunggu rengkuhan jemarimu mempertemukan aku pada cahaya terang. Namun, bahkan tanganmu saja enggan menyentuh setiap celah dalam jemariku, dan penyelamatan yang kurindukan hanyalah omong kosong yang memekakkan telinga. Harapanku terlalu jauh untuk mengubah semuanya seperti dulu, saat waktu yang kita jalani adalah kebahagiaan kita seutuhnya, saat masih ada kamu dalam barisan hariku.
Perpisahan seperti mendorongku pada realita yang selama ini kutakutkan. Kehilangan mempersatukan aku pada air mata yang seringkali jatuh tanpa sebab. Aku sulit memahami kenyataan bahwa kamu tak lagi ada dalam semestaku, aku semakin tak bisa menerima keadaan yang semakin menyudutkanku. Semua kenangan bergantian melewati otakku, bagai film yang tak pernah mau berhenti tayang. Dan, aku baru sadar, ternyata kita dulu begitu manis, begitu mengagumkan, begitu sulit untuk dilupakan.
Ada yang kurang. Ada yang tak lengkap. Aku terbiasa pada kehadiranmu, dan ketika menjalani setiap detik tanpamu, yang kurasa hanya bayang-bayang yang saling berkejaran, saling menebar rasa ketakutan. Ada rasa takut tanpa sebab yang memaksaku untuk terus memikirkan kamu. Ada kekuatan yang sulit kujelaskan yang membawa pikiranku selalu mengkhawatirkanmu. Salahkah jika aku masih inginkan penyatuaan? Salahkah jika aku benci perpisahan?
Tak banyak yang ingin kujelaskan, saat kesepian menghadangku setiap malam. Biasanya, malam-malam begini ada suaramu, mengantarku sampai gerbang mimpi dan membiarkanku sendiri melewati setiap rahasia hati. Kali ini, aku sendiri, memikirkan kamu tanpa henti. Jika kita masih saling menghakimi dan saling menyalahi, apakah mungkin yang telah putus akan tersambung dengan pasti? Aku tak tahu dan tak mau memikirkan keadaan yang tak mungkin kembali. Semua sudah jelas, namun entah mengapa aku masih sulit memahami, kenapa harus kita yang alami ini? Tak adakah yang lain? Aku dan kamu bukan orang jahat, namun mengapa kita terus saja disakiti. Bukankah di luar sana masih banyak orang jahat?
Jangan tanyakan padaku, jika senyumku tak lagi sama seperti dulu. Aku bahkan tak mengenal diriku sendiri, karena separuh yang ada dalam diriku sudah berada dalammu... yang pergi, dan entah kapan kembali.